Jadi bagaimana Moms? Sudah punya bayangan mengenai aktivitas selama menjalani amanah sebagai mahasiswa doktoral nantinya? Sebelumnya mohon maaf kalau postingan agak kemalaman hari ini. Habis berkreasi di dapur buat bakso, ada bakso pentol, bakso tahu, dan bakso telur. Buatnya pakai daging wagyu lhooo... (Jiah gaya 😂😂). Iya, ini mumpung lagi promo 3 pack seharga 199NT saja!
Loh, kok malah bahas bakso? Jangan heran moms, nanti juga saat sudah menjalani kehidupan sebagai mahasiswa akan sering sekali mengalami hal-hal seperti ini, fokus tiba-tiba berubah. 😁
Sebelumnya sudah dibahas mengenai finansial, anak, suami, dan gambaran umum tahapan perkuliahan S3 itu seperti apa. Perkuliahan hanya sepersekian kecil dari aktivitas kita sebagai mahasiswa. Masih ada sederatan tugas dan amanah lain, selain juga harus menjalani peran sebagai istri dan ibu. Makanya nggak heran banyak emak phd tiba-tiba menghilang dari kehidupan emak-emak sosialita lainnya, karena sudah sibuk di goa masing-masing 😆😆.
Aktivitas utama lainnya mahasiswa post graduate (baik S2 atau S3) adalah : NGE-LAB. Dalam kamus bahasa gaul mahasiswa di sini, nge-lab itu ada dua kategori. Pertama Lab Basah, kedua Lab kering. Kalau saya membahasakannya lebih keren sih, kalau ditanya kemana? Jawabnya ke research room, hehehe. Padahal nanti yang di research menu-menu ter-update di tanah air untuk di uji coba di lab katering #bundanajmi nantinya. (Duh ketahuan deh 😆).
Apa bedanya lab basah dan lab kering? Lab basah biasanya mengharuskan mahasiswa untuk selalu stand by di lab, melakukan serangkaian penelitian. Kalau suka lihat film ilmuwan-ilmuwan dengan berbagai tabung reaksi kimia, nah itu salah satu contohnya. Ada yang harus jagain bakteri, jagain mencit, jagain sel, macam-macam. Sesuai bidang masing-masing. Ada juga yang stand by di depan komputer sibuk meng-coding ini itu. Mereka bisa dikatakan hampir 24 jam di lab 😂, yah minimal 10-12 jam lah. Kebayang mak?
Kalau lab kering sebenarnya hampir sama saja dari segi jam kerja, bedanya pengerjaannya bisa dimana saja dan waktunya lebih fleksible. Saya pribadi menciptakan jadwal kerja sendiri, biasanya pagi saya masak buat jualan, siang istirahat sebentar lalu lanjut ke kampus dan baru pulang sore atau malam. Malam baru ada waktu membersamai Najmi. Sedapat mungkin saya usahakan sudah di rumah saat Najmi pulang, pulang malam kalau ada deadline yang benar-benar bisa dikejar.
Kesulitan terbesarnya apa? Bagi saya, saat harus dengan cepat meng-switch peran. Dari koki ke mahasiswa ke ibu ke istri. Saya rasa hampir semua phd mom mengalami hal ini. Teman saya phd mom keren kampus sebelah, juga mensiasati aktivitasnya dengan menciptakan jam kerja. Pagi sampai sore di kampus, saat anak-anak pulang sekolah jam 6 sore, dia sudah berganti peran menjadi ibu. Stand by di rumah dan fokus dengan segala pekerjaan rumah dan pendampingan anak.
Jadi, kalau ada phd mom yang bisa lulus tepat waktu ditambah dengan berbagai prestasi dan aktivitas lain di luar sana, menurut saya mereka keren! 😍😍
Nah, atribut pelengkap dari nge-lab ini adalah lab meeting. Biasanya seminggu sekali dan diminta mempresentasikan perkembangan riset atau bahan bacaan yang dibaca selama satu minggu terakhir, dsb..dsb... Saya sih nggak ada lab meeting, karena pak prof juga membebaskan saya untuk mengerjakan riset saya sesuka saya (tentunya dengan bimbingan dia). Nggak enaknya metode ini, sering kali tulisan yang sudah kita buat berubah total. Terkadang saat mengerjakan revisi tidak terasa seperti melakukan perbaikan, karena tulisannya harus dirombak total 😂😂.
Susahnya, kalau memiliki profesor yang cukup strict dan perfeksionis dan inginnya mahasiswanya sama seperti beliau. Kebanyakan profesor di sini seperti ini sih 🤭. Nah, harus benar-benar bisa mensiasati bagaimana memenej waktu untuk mengoptimalkan berbagai peran yang dimiliki dan di sisi lain dapat memenuhi ekspektasi dari prof. Sebagai manusia tentunya kita memiliki keterbatasan, dan tidak bisa menjadi yang terbaik di segala hal. Jadi harus benar-benar bisa mengenali diri sendiri agar bisa tetap waras 😊😊😊. Dan jangan sungkan untuk MINTA TOLONG entah ke suami, senior, teman, siapapun...
Ada beberapa kriteria yang menurut saya perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih profesor (supervisor). Karena sukses atau tidaknya studi kita akan sangat bergantung dengan mereka. Seperti apa caranya? Kita bahas besok ya!! ☺️☺️
Keep warm buat teman-teman di Taiwan 🌞🌞🌞
No comments:
Post a Comment