Saturday, 9 January 2021

Semangat Menghafal Al Quran dan Membimbing Anak Murajaah di Rumah

 Alhamdulillah, tadi pagi berkesempatan mengikuti webinar yang diadakan oleh Mataba Darul Quran Bojongsari Depok. Temanya: “Semangat Menghafal Al Quran dan Membimbing Anak Murajaah di Rumah”

 MasyaAllah materinya bergizi banget, berikut saya share catatan saya J Materinya saya tulis ulang dengan ala saya ya, jadi tidak runut berdasarkan materi yang disampaikan.

 Penting untuk kita sadari bahwa yang utama itu bukan seberapa banyak ayat Al Quran yang telah kita hafalkan namun seberapa dalam Al Quran masuk ke dalam hati, jiwa, dan raga kita. Sehingga tidak ada kata jenuh dan bosan dalam membacanya apalagi menghafalkannya.

 Al Quran berasal dari kata “al qur’u” yang berarti bacaan yang diulang-ulang, jadi memang Al Quran Allah disain untuk selalu menemani hari-hari kita (diulang-ulang terus menerus). Mengapa? Allah menjawab dalam surat Al Furqan ayat 32: “’Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). “



 Dan permasalahan yang banyak kita hadapi saat ini adalah bagaimana bisa konsisten dan istiqamah dalam memperlajari Al Quran, membacanya, menghafalnya, dan kemudian memurajaahnya. Berikut tips yang disampakian oleh Ustazah Rina dalam materi webinar tadi:

1.    Memahami bahwa alquran adalah wasilah dari Allah untuk mengangkat kebodohan. Al Quran adalah blue-print bagi seluruh alam, semua solusi permasalahan hidup ada didalamnya.

2.  Science membuktikan menghafal alquran meningkatkan kecerdasan dan angkanya cukup signifikan, hingga bisa meningkatkan kecedasan kognitif hingga 15% (ini saya sudah kroscek ke beberapa penelitian yang dilakukan di Kuwait, Iran dan Indonesia. Kalau pematerinya merujuk ke pemaparan ust Adi Hidayat terkait penelitian yang dilakukan di Malaysia)

 Selain dua poin di atas hal lain yang harus kita perhatikan yakni:

1.  Tahapan dalam menghafal al quran : tilawah, tartil, ziyadah (menghafalkan), murajaah. Sebuah perjalanan panjang dan akan kitalakukan seumur hidup kita. Maka butuh untuk bisa MENCINTAI murajaah.

2.    Meciptakan kecintaan untuk murajaah BUTUH WAKTU dan sudah sunnatullahnya akan ada banyak ujian didalamnya.

3.    Bagaimana agar bisa survive dalam menjalani dan menghadapi ujiannya?

a.    Memahami kedudukan Al Quran

b.    Memahami kedudukan penghafal Al Quran > “Sesungguhnya Allah SWT memiliki kekasih dari manusia, para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, siapakah mereka? Nabi menjawab: “Mereka adalah ahlu al-Quran, mereka menjadi Ahlullah dan kekasih-Nya.”(HR Ibnu Majah).

c.    Jangan menjadikan waktu bersama Al Quran sebagai beban. Baca/hafalkan/murajaah bacaan alquran kapan saja dan dimana saja, agar Allah berikan keberkahan waktu terhadap kita.Terutama saat mendampingi anak untuk menghafal Al Quran, jangan sampai anak trauma dalam menghafal AL Quran.

 

Terkait mendampingi anak dalam menghafal dan memurajaah Al Quran, berikut tips dari Ustzh. Rina:

1.    Orang tua harus menjadi ROLE MODEL, terutama untuk anak-anak yang belum memasuki usi balig. Anak-anak pada usia tersebut belum memiliki kewajiban untuk beribadah, namun orang tua sudah seharusnya mempersiapkan anak dan membiasakan mereka dengan ibadah-ibadah terutama yang wajib.

2. Anak yang belum baligh tidak mengenal benar dan salah, dan tugas orang tua untuk mengajarkannya. Mereka belum terlalu bisa untuk memahami dengan kata-kata, cara mereka untuk belajar adalah dengan MENCONTOH dari orang tua dan lingkungan sekitar. Maka jika orang tua ingin anaknya mnjadi seorang penghafal Al Quran, orang tua harus mencontohkannya.

3.    Bagaimana caranya?

a.    Orang tua harus akrab terlebih dahulu dengan Al Quran.

b.    Khusyuk dalam membaca al quran, sehingga setiap bacaannya menghujam ke hati dan semoga menjadi jalan hidayah

c.    Hidayah penting, karena Allah yang memudahkan seseorang dalam menghafal dan doakan anak-anak kita untuk diberi hidayah dan dimudahkan

4.    Bagaimana jika orang tua belum hafal Al Quran? Jadikanlah kesempatan mendampingi anak untuk sama-sama menghafal al Quran

5.    Bagaimana jika orang tua sibuk? Di sisi lain anak lebih cepat menghafal dibanding orang tua.

 Sebuah kisah menarik disampaikan oleh ust Rina terkait manajemen waktu untuk mengahfal Al Quran bagi orang tua yang memiliki banyak kesibukan. Ustzh menyampaikan sebuah kisah seorang pebisnis sukses (memiliki 8 perusahaan) dan masih bisa meluangkan waktu menjadi dosen tamu di beberapa kampus. Diantara kesibukannya pengusaha tersebut bisa menhadi hafiz quran! Bagaimana caranya? Cukup sederhana, beliau mendedikasikan hari Jumatnya untuk fokus menghafal Al Quran saja. Semua aktivitas duniawi beliau stop pada satu hari tersebut.

 Jadi, sesibuk apapun kita, jika alquran adalah PRIORITAS kita, maka tidak akan ada alasan apapun yang membuat berhenti, bosan, jenuh, merasa tidak ada waktu untuk membersamainya. Untuk pekerjaan dan kegiatan duniawi kita bisa all out, mengapa tidak dengan Al Quran? Selain prioritas, hal lain yang dibutuhkan adalah KOMITMEN dan KONSISTENSI.

 Balik lagi mengenai pendampingan anak dalam menghafal dan memurajaah Al Quran, tips lain dari ustazah adalah sebagai berikut:

1.  Jika memungkinkan anak khatam tilawah al quran seminggu sekali, tentunya dilakukan dengan cara bertahap. Jika anak belum bisa membaca al quran maka bisa orang tua yang membacakan atau bisa juga dengan mendengarkan mp3 tilawah al quran yang banyak tersedia saat ini. Lebih diutamakan orang tua yang membacakan.

2.    Jika disaat dibacakan al quran anak tidak fokus atau malah sibuk dengan aktivitas lain, tidak apa-apa. Karena pada prinsipnya memori anak tetap merekam. Dan yang terpenting, anak melihat keistiqamahan orang tua bersama al quran (role model)

3.    Murajaah alquran sesuai kemampuan anak, jangan dipaksakan. Jika anak mau menghafal dan memurajaah jangan lupa untuk diberikan reward/hadiah/penghargaan.

4.    Akrabkan anak dengan al-quran misalkan dengan disetelkan tilawah al quran selama anak di rumah atau sedang bermain.

5.    Latih anak untuk “terjaga” dengan memperbanyak zikir.

6.    CIptakan sendiri waktu mustajab memurajaah hafalan, misalahkan setelah shalat subuh, setelah shalat magrib, sebelum tidur. Bisa dibuat sesuai kondisi masing-masing keluarga.

 

Note (kesimpulan pribadi):

·         semakin muda usia anak, semakin mudah bagi mereka untk menyerap ilmu. Ilmu apapun, termasuk alquran. Di usia emas ini hingga memasuki usia akil balig, sebaiknya anak didukung untuk memaksimalkan ziyadah (menghafal alquran). Sehingga setelah akil balig mereka tinggal memurajaah melalui tilawah dan menjaga hafala hingga mutqin.  

·         Jangan sampai anak terbeban dengan “ambisi” orang tua dan trauma dengan alquran

No comments:

Post a Comment

Semangat Menghafal Al Quran dan Membimbing Anak Murajaah di Rumah

  Alhamdulillah, tadi pagi berkesempatan mengikuti webinar yang diadakan oleh Mataba Darul Quran Bojongsari Depok. Temanya: “Semangat Mengha...