Sunday, 26 November 2017

Forgive But Not Forget

Terkadang saya suka berfikir, apakah saya seorang pendendam? Saya tidak pernah bisa melupakan kejadian buruk yang dilakukan oleh orang lain terhadap saya. Apalagi jika orang tersebut pura-pura tidak tahu dan tidak pernah meminta maaf atas perlakuan buruk yang pernah dilakukannya. Di satu sisi saya sering menyampaikan ke diri saya sendiri,"tidak apa-apa", tapi dalam realitanya ada satu hal yang tidak bisa didustakan : saya tidak mau bertemu dengan orang tersebut. 

Ketika saya berkata its okay... saya memaafkan... itu seperti sebuah kejadian masa lalu yang biarkanlah tetap berada di masa lalu, termasuk oknum pelakunya. Jadi ketika di masa depan saya bertemu dengan orang tersebut semua kenangan buruk itu kembali berhamburan dan seketika menjadi jarak dan batas antara saya dan dia. Misalkan saya memilih untuk tidak berkomunikasi, jika pun berkomunikasi seperlunya saja, saya pun akan memilih untuk tidak berada satu ruangan dengan orang tersebut kalau pun satu ruangan berada di posisi yang saya tidak perlu melihatnya. Apakah sebenarnya kemarahan... dan rasa kecewa saya belum tuntas? Atau memang tidak pernah diselesaikan? Dan apakah ini artinya saya dendam?

Tapi saya tidak pernah punya keinginan untuk membalas. Saya pun hanya bisa bersedih kenapa ada orang yang tega melukai dan menyakiti saya. Saya kecewa dan yang bisa saya lakukan adalah menangis. Untuk beberapa kasus saya menyampaikan secara langsung rasa kecewa saya, namun beberapa kasus lain kesedihan itu berlalu begitu saja dibawa angin lalu. Berlalu... dan tiba-tiba hadir kembali saat saya beremu dengan si pelaku, hehehe. :) Saya juga jadi manusia yang kurang simpati, jika ada hal buruk yang terjadi pada orang tersebut hati kecil saya acap kali berbisik, "kamu pantas mendapatkannya" dan jika saya berada diposisi yang dapat membantu, biasanya tidak akan saya bantu. Saya memilih untuk tidak tahu apa-apa. Apakah hal ini salah?

Pada dasarnya saya manusia yang lempeng-lempeng saja. Saya tidak pernah punya niat jahat terhadap orang lain. Orang lain pun saya posisikan sama, mereka semua baik, dan selama ini mayoritas orang yang saya temui memang orang baik. Hanya satu dua orang saja yang tidak seperti ekspektasi saya, dan karena itu perlakuan buruk mereka jadi sangat membekas di hati saya. 

No comments:

Post a Comment

Semangat Menghafal Al Quran dan Membimbing Anak Murajaah di Rumah

  Alhamdulillah, tadi pagi berkesempatan mengikuti webinar yang diadakan oleh Mataba Darul Quran Bojongsari Depok. Temanya: “Semangat Mengha...