Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. - QS Asy Syura ayat 20
***
Pernah dengar YOLO? You Only Live Once... Kamu hanya hidup satu kali. Ini merupakan mantra sakti yang sering digembar-gemborkan dalam Hustle Culture. Kita hanya hidup satu kali maka... manfaatkalah... jangan sampai menyesal! Maka mereka yang hidup dengan kebudayaan ini, tidak ingin sedikitpun kehilangan waktu dan kesempatan untuk membahagiakan diri mereka. Jangan sampai waktu habis dan kemudian menyesal. Tak jarang... justru mencetak generasi instan, yang penuh dengan ketergesa-gesaan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki hanya kali ini, idealnya kemarin. Sehingga perputaran hidupnya tidak jauh-jauh dari laporan triwulanan, review tahunan, dan evaluasi-evaluasi dalam lingkaran kesempurnaan seperti yang kita bahas dibagian pertama.
Namun tidak dalam Barakah Culture, dalam Barakah Culture hidup itu tidak sekali. Hidup kita di dunia ini hanyalah persinggahan, sebentar saja. Nanti pada masanya... yang akan kita hadapi adalah keabadian. Barakah Culture menggiring kita untuk percaya bahwa akan ada kehidupan setelah kematian. Dan segala hal yang kita lakukan di dunia ini adalah penentu posisi kita di hari akhir nanti. Di surgakah? Atau mungkin di neraka? Fokus dan cara memandang hidup ini, menjadikan Hustle Culture dengan Barakah Culture sangat berbeda dalam menjalani kehidupan. Ketahanan seorang individu pun berbeda, karena dalam Barakah Culture memiliki visi yang sangat jauh ke depan.
Visi yang sangat jauh ke depan ini, menggiring manusia untuk melakukan investasi yang benar dalam kehidupannya. Apa investasi terbaik manusia dalam mempersiapkan kehidupan setelah kematian nantinya? Nabi Muhammad SAW bersabda: "Jika seseorang anak adam meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali 3 perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak yang shaleh." (HR. Muslim).
Jadi, sudah jelas, ada tiga investasi dunia yang seharusnya fokus kita kembangkan agar bisa panen raya diakhirat nanti. Pertama, Sedekah jariyah, kita tentunya sudah tahu bagaimana sedekah jariyah itu, contohnya membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah. Kedua, Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu/kebaikan yang diajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau menulis buku yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah penulisnya meninggal dunia. Ketiga, Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu ortunya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.
Barakah Culture mengajak kita untuk menghabiskan waktu, energi dan perhatian kita untuk memiliki tiga investasi penting itu. Tidak usah muluk-muluk, namun mungkin bisa dimulai dengan sebuah resolusi kecil dengan bertanya kepada diri kita sendiri, "Amalan apa, dari tiga amalan tersebut yang bisa saya lakukan secara terus menerus hinggat ajal menjemput?" Think and Do!
Penulis Barakah Culture ini dalam web nya menyampaikan, bahwa buku yang ia tulis ini semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi catatan amalan baginya walau mungkin suatu saat dia telah tiada. Pun saya... semoga kecipratan karena sudah menuliska ulang untuk rekan-rekan di sosmed saya :D :D.
Jadi... apa amalan andalan rekans? Sudahkan ia bersifat berkesinambungan? Memberi manfaat bagi banyak orang? Dan bisa menjadi investasi masa depan, di kebadian kelak?
Dalam menjalaninya tentu tidak mudah. Pasti ada saja kendala dan tantangannya. Lalu bagaimana caranya agar kita senantiasa istiqamah? InsyaAllah... itu bahasan di Bab 4 ya :) :)
Terima kasih sudah berbagi cerita
ReplyDeleteMy pleasure ☺️
DeleteMakasih utk pencerahannya 😊
ReplyDelete