Tuesday, 15 January 2019

Barakah Culture VS Hustle Culture : Fokus Kamu Apa?

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. - QS Asy Syura ayat 20
***
Pernah dengar YOLO? You Only Live Once... Kamu hanya hidup satu kali. Ini merupakan mantra sakti yang sering digembar-gemborkan dalam Hustle Culture. Kita hanya hidup satu kali maka... manfaatkalah... jangan sampai menyesal! Maka mereka yang hidup dengan kebudayaan ini, tidak ingin sedikitpun kehilangan waktu dan kesempatan untuk membahagiakan diri mereka. Jangan sampai waktu habis dan kemudian menyesal. Tak jarang... justru mencetak generasi instan, yang penuh dengan ketergesa-gesaan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki hanya kali ini, idealnya kemarin. Sehingga perputaran hidupnya tidak jauh-jauh dari laporan triwulanan, review tahunan, dan evaluasi-evaluasi dalam lingkaran kesempurnaan seperti yang kita bahas dibagian pertama.

Namun tidak dalam Barakah Culture, dalam Barakah Culture hidup itu tidak sekali. Hidup kita di dunia ini hanyalah persinggahan, sebentar saja. Nanti pada masanya... yang akan kita hadapi adalah keabadian. Barakah Culture menggiring kita untuk percaya bahwa akan ada kehidupan setelah kematian. Dan segala hal yang kita lakukan di dunia ini adalah penentu posisi kita di hari akhir nanti. Di surgakah? Atau mungkin di neraka? Fokus dan cara memandang hidup ini, menjadikan Hustle Culture dengan Barakah Culture sangat berbeda dalam menjalani kehidupan. Ketahanan seorang individu pun berbeda, karena dalam Barakah Culture memiliki visi yang sangat jauh ke depan.

Sunday, 13 January 2019

Barakah Culture VS Hustle Culture : Karena Kamu... Begitu Spesial...

Melanjuti mengenai pembeda Barakah Culture VS Hustel Culture yang dibahas dalama postingan INI , kali ini saya hendak melanjutkan pembeda kedua yakni KAMU SPESIAL.

Sebagai Muslim, barangkali kita sudah hafal atau setidaknya familiar dengan ayat ini: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 30)

Mencoba mentadabburi ayat tersebut, apa yang dapat kita ambil ibrohnya? Secara umum dan sering kita dengar di kajian-kajian, ayat ini menjelaskan fungsi manusia diciptakan. Selain untuk beribadah dan menyembah Allah, manusia juga adalah seorang Khalifah. Tapi... coba resapi lebih dalam lagi... gali makna lebih jauh lagi, apa makna tersembunyi dibaliknya? Makna signifier kalau kata orang-orang semiotik (eh.. tidak sedang menafsirkan secara semiotik ya, saya juga bukan ahli tafsir). 

Ayat tersebut secara gamblang menunjukkan bahwa Allah PERCAYA kepada kita, manusia. Dan karena rasa percaya itu Allah titipkan sebuah tanggung jawab, yakni... menjadi Khalifah di muka bumi. Malaikat saja meragukan suatu bentuk trusted  yang Allah berikan kepada manusia, namun Allah menjawab kalau Dia mengetahui apa yang malaikat tidak ketahui. Setan seorang mahluk yang begitu taat beribadahpun terusir dari surga karena tidak percaya akan keputusan ini dan menolak untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama yang Allah ciptakan. 

Semangat Menghafal Al Quran dan Membimbing Anak Murajaah di Rumah

  Alhamdulillah, tadi pagi berkesempatan mengikuti webinar yang diadakan oleh Mataba Darul Quran Bojongsari Depok. Temanya: “Semangat Mengha...