Friday, 14 December 2018

Finally, PhD Candidate!

Malam itu saya sedang berada di ruang belajar Najmi. Tidak ingat apa yang sedang saya kerjakan, yang pasti hp sedang berada di tangan. Notifikasi email masuk menyala di layar HP, nama sekeretaris jurusan terpampang di sana dengan subjek email yang membuat detak jantung saya memburu seketika "The Result of Q.E" (q.e = qualification exam). Sebagai seorang emak PhD, salah satu tahapan yang harus saya hadapi adalah ujian kualifikasi, sebagai penentu saya layak atau tidak mengusung gelar tersebut. Tentunya ini baru tahapan awal, usai ujian ini akan ada beberapa tahapan lagi hingga akhirnya saya dinyatakan LULUS. Namun tahapan setelah ujian kualifikasi menurut saya masih bisa dihadapi yakni : ujian proposal disertasi, ambil data, menulis disertai, lalu pengujian diesrtasi. Tahapan tersebut sudah pernah saya lalui saat S1 dan S2 yang tentunya dengan tingkatan kesulitan yang berbeda, namun insyaAllah... saya BISA.




Nah... ujian kualifikasi ini berbeda, benar-benar ujian menurut saya >_<. Subjek-subjek yang dipelajari dari jaman S1 hingga S3 akan diuji semuanya. Bentuk ujiannya pun layaknya ujian biasa, ada empat soal yang setiap soal biasanya punya 2-3 anak soal dan.... semua harus saya selesaikan dalam waktu 8 jam saja! Artinya... satu soal saya hanya punya waktu 2 jam saja! Kabar baiknya... kami boleh melihat buku atau catatan yang kami bawa. Lalu menegangkannya dimana? Di model jawabannya... harus seperti format tulisan ilmiah/artikel, ada pendahuluan terhadap pemahaman kami akan kasus yang disajikan, penjelasan mengenai teori yang akan kami pakai dalam menganalisa kasus tersebut, dan diakhiri dengan analisa pribadi. Itu artinya... dalam waktu 8 jam kami harus menyelesaikan membuat 4 paper!! Membayangkannya saja saya sudah pingsan duluan :))).

Awalnya saya berencana mengambil ujian pada bulan Mei, namun saya undur karena sebuah even yang saya menjadi ketuanya. Saya rasa waktu untuk belajar belum cukup, maka saya pilih bulan September. Memilih bulan September pun saya belum mantab, namun saya tidak ada pilihan lain, awal Januari saya harus sudah menjadi PhD Candidate agar bisa mendaftakan grant untuk menyambung biaya hidup selanjutnya karena beasiswa saya hanya sampai Agustus 2019. Qadarullah... list bacaan untuk bahan ujian Bulan September 80% berbeda dengan bahan ujian bulan Mei, itu artinya... mau tidak mau saya harus ulang dari awal lagi belajarnya T_T. 

Dimulailah bulan-bulan penuh perjuangan itu... diantara amanah lain harus menjaga anak yang berusia 4 tahun... menjalankan katering (yang hanya seminggu sekali) dan amanah lainnya diluar. Ya Allah... rasanya benar-benar sesak semua... tidak tahu lagi kemana tempat bergantung selain kepada-NYA. Saya suka bercerita kepada suami, namun hanya sekedar berbagi saja, tanggung jawab pengasuhan anak tetap saya yang pegang. Ketakutan saya... kekhawatiran saya... ke-keteteran saya... kelimpungan saya dalam me-menej waktu... tidak saya sampaikan. Karena suami pun sedang dikejar-kejar profesor untuk menyelesaikan thesisnya. Targetnya sama... bulan Januari suami harus sudah ujian proposal. Dalam pikiran saya, kalau ada yang harus gagal diantara kami, biarlah itu saya. 



Bulan ramadhan dan satu bulan menjelang ujian, fokus saya benar-benar terpusat hanya pada belajar... belajar... dan belajar! Aktivitas katering kami tutup, karena saya benar-benar tidak sanggup lagi. Pagi sampai sore ke kampus dan Najmi turut saya bawa serta. Beruntung saya memiliki ruangan sendiri di kampus, jadi ruangan tersebut saya rubah menjadi ruang bermain Najmi plus ruang kerja saya. Dan MasyaAllah... yang tidak pernah saya berhenti-hentinya bersyukur adalah dikaruniai anak yang pengertian sekali. Dari bayi Najmi sudah sering saya ajak berdialog, menceritakan tentang diri saya, bahkan curhat >_<. Nah kali ini, sayapun menyampaikan kepadanya bahwa saya minta izin selama satu bulan ini tidak bisa mendampingi dia bermain. Boleh bermain di ruangan Bunda tapi jangan berisik. Daaan.... dia sangat suportif sekali. Selama saya belajar dia akan sibuk main sendiri, kalau berbicara pasti bisik-bisik karena tidak mau membuat keributan. Konsekuensinya... saya jadi sering belikan dia mainan, sebagai reward telah menjadi anak yang sangat baik :D. Untungnya dia mau dibujuk untuk beli mainan yang ramah dikantong emaknya :D :D :D 




Beberapa saat sebelum waktu ujian datang, pengumuman bagi mereka yang ikut ujian di bulan Mei keluar. Saya semakin merasa tertekan... karena beberapa orang yang ikut TIDAK LULUS! Tidak lulus bukan akhir dari segalanya memang... masih ada kesempatan untuk mengulang. Tapi tidak lulus bukanlah pilihan bagi saya. Kalau saya tidak lulus itu artinya saya harus memperpanjang masa kuliah saya satu semester kebelakang, itu artinya saya kehilangan kesempatan mengajukan grant, itu artinya akan banyak lagi meminta Najmi untuk berkorban... dan artinya... promil anak kedua tertunda #eh :D :D Saya benar-benar ketakutan... padahal saya dikenal sebagai orang yang cuek, cool, calm, confidence #apacoba :P. 

Hingga hari itu datang... saya melangkah dengan jutaan doa dari suami, anak, ayah, ibu, adik, teman2 dan semua orang yang menyayangi saya... Saya datang tepat waktu (tumben.. biasanya injury time mulu :P) dan teman-teman yang lain sama dengan saya, TEGANG! Kami dipisahkan peruangan dan satu ruangan diisi 2-3 orang dengan track/pilihan jurusan yang berbeda-beda. Biar nggak nyontek kali yaaaa :D Malam sebelumnya saya sudah tidak belajar apa-apa lagi. Saya ingin mengosongkan pikiran, menata hati dan bertawakal... karena saya sudah berikhtiar. 



Membaca soal-soal yang terpampang dihadapan saya alhamdulillah... saya mengerti soalnya! Hihihi... setidaknya dengan mengerti dan memahami soalnya, saya bisa mempesiapkan jawaban, kan? Ada soal nomor dua yang pada realitanya adalah pertanyaan termudah... namun tersulit untuk saya kerjakan. Padahal hanya diminta me-review tiga buku dari sekian banyak buku yang ada didaftar bacaan. Dari tiga buku yang ada di soal, hanya satu buku yang tuntas saya baca. Sisanya? Saya baca sih... reviewnya :D :D :D Jadilah untuk dua buku lainnya saya menuliskan review dari review buku :P. Alhamdulillah... walau satu soal ini yang tidak menembus kepala delapan.... setidaknya rata-rata saya masih kepala delapan. Itu saja sudah bersyukur banget karena saya tidak berharap banyak punya nilai bagus. Bisa dapat nilai 71 saja saya sudah alhamdulillah sekali karena syarat kelulusan nilainya 70. Dan Allah Maha Baik... saya diberi nilai yang jauh dari ekspektasi saya... alhamdulillah...alhamdulillah... *crying*

Sebegitu menakutkannya ujian ini bagi saya, saya sampai mimpi tiga kali kalau saya tidak lulus. Walau hanya mimpi, jadi kepikiran terus dan membuat saya jadi merasa rendah diri. Bagaimana kalau beneran tidak lulus? Selain tidak siap dengan konsekuensi yang saya jabarkan di atas, saya juga tidak siap dengan dampak-dampak psikologisnya. Malu itu pasti... merasa tidak pantas juga terkadang menghampiri... Walau saya yakin teman-teman pasti akan memberikan dukungan positif... namun saya tidak akan sanggup menghadapinya. "Its okay.. you are a mother.. bla..bla..", No.. its not an excuse! Di sini saya suka malu dengan diri saya sendiri... Allah sudah sebegitu baik dengan saya, namun terkadang saya masih lalai... T_T

Ya Allah... mungkin ini adalah titik balik dan kesempatan yang Engkau berikan, agar hamba benar-benar menjadi hamba-Mu yang sebaik-baiknya... Sudah terlalu banyak nikmat-Mu yang harus disyukuri namun terkadang masih suka mengeluh. Apalah arti dunia ini... apalah... seberat sayap seekor lalatpun tidak! 

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -: أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُولُ فِي سُجُودِهِ : (( اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ : دِقَّهُ وَجِلَّهُ ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ketika sujudnya, “ALLOHUMMAGH-FIR LII DZANBII KULLAHU, DIQQOHU WA JILLAHU, WA AWWALAHU WA AAKHIROHU, WA ‘ALAANIYATAHU WA SIRROHU (Artinya: Ya Allah ampunilah seluruh dosaku, yang kecilnya dan besarnya, yang pertamanya dan terakhirnya, yang terang-terangannya dan rahasianya).”  [HR. Muslim, no. 483]

Taipei, 14 Desember 2018

hadist di copas dari sini : https://rumaysho.com/16781-doa-meminta-ampunan-allah-dan-doa-bahasa-indonesia-saat-sujud.html


No comments:

Post a Comment

Semangat Menghafal Al Quran dan Membimbing Anak Murajaah di Rumah

  Alhamdulillah, tadi pagi berkesempatan mengikuti webinar yang diadakan oleh Mataba Darul Quran Bojongsari Depok. Temanya: “Semangat Mengha...