Sejak SMA saya menyukai buku-buku terkait
dengan psikologi perkembangan, upaya ini saya lakukan untuk memahami apa dan
bagaimana saya sebenarnya. Termasuk dalam mencoba menggali dan memahami minat
serta bakat saya. Tentunya ada banyak deviansi di sana, mengingat saya
mempelajarinya secara otodidak dan pakai ilmu kirologi saja (kira-kira,red).
Namun setidaknyanya secara garis besar, bacaan dan tes yang ada di dalamnya
mampu mengarahkan saya pada cita-cita masa depan saya. Tes dan observasi mandiri
yang saya lakukan menyimpulkan bahwa saya kuat di bidang public speaking, analisa
dan menulis. Maka pekerjaan yang cocok bagi saya adalah menjadi duta besar, actor,
penulis atau dosen. Dari titik ini, saya memutuskan saya mau jadi duta besar
saja, hingga akhirnya saya memutuskan ambil kuliah di Hubungan Internasional
UNPAD. Walau kemudian saya ketahui, untuk menjadi duta besar seseorang tidak
harus kuliah di jurusan hubungan internasional, hehehe.
Namun saya bersyukur,
saya lulus dipilihan pertama saya sehingga saya tidak mengalami fase denial,
dimana banyak terjadi pada rekan-rekan saya. Yang merasa dirinya berada di
tempat yang salah… atau tidak menyukai takdirnya saat itu, karena itu bukan
pilhan pertamanya. Selama kuliah S1 alhamdulillah saya bisa melewatinya dengan
baik, walau tidak terlalu menikmatinya. Tidak menikmati bukan Karena saya
merasa salah jurusan, namun factor eksternal yang kurang mendukung. Misalkan,
kurangnya profesionalisme tenaga pengajar, yang tidak selalu masuk saat jam
kuliah. Waktu produktif saya benar-benar terbuang percuma hanya untuk menunggu
kehadiran dosen. Well, kabarnya sekarang kondisi perkuliahan sudah jauh lebih
baik. Sisi positifnya, saya jadi punya banyak waktu untuk berorganisasi,
jadilah saya mengembangkan potensi diri saya yang lain: public speaking dan
menulis.
Tamat kuliah, setelah tidak sampai 1 tahun
mengecap pahit manisnya dunia kerja, saya melanjutkan kuliah S2 saya dan disini
saya menemukan diri saya yang lain. Belajar itu nikmat sekali… dan menjadi duta
besar tidak cocok bagi saya, hehehe. Well, keputusan tidak cocok itu diambil
setelah saya bekerja disebuah Regional Organization, yang kerjanya lebih kurang
sama seperti duta besar. Saya menemukan bahwa meneliti lebih cocok bagi saya.
Saya yang loyo, langsung berubah bersemangat jika menemukan sebuah ide untuk
penelitian. Beranjak dari keinginan inilah, untuk menjadi peneliti dan
konsultan professional di bidang migrasi (bidang yang sudah saya geluti sejak
tahun 2010) saya memutuskan untuk kuliah S3. Disamping alasan lainnya, yakni
agar saya memiliki waktu yang banyak dengan anak saya ^_^ I want to be professional
mother and researcher at the same time. Walau terkadang saya lebih suka
menyebutnya full time mother, part-time student (Karena masih mahasiswa,
kedepannya akan menjadi researcher, aamiin ). Tentunya ini tidak mudah, namun…
sebagaimana diajarkan di kelas matrikulasi IIP mengenai 10,000 jam terbang,
saya insyaAllah bisa dan pasti akan melewati fase tersebut.
Nah…. Ketika diminta untuk mengetahui tipe
kekuatan dan melakukan tes di www.temubakat.com
terus terang saya agak khawatir…. Saya sudah melangkah sejauh ini, namun apakah
saya sudah berada dikoridor yang tepat? Tahun lalu saya sudah pernah mengikuti
tes ini, dalam sebuah seminar parenting yang saya ikuti, tapi hasilnya kok…. gimana
gitu J
Dan sekarang…. Ketika saya mengikutinya lagi…. Jeng..jeng…. alhamdulillah…
setidaknya saya sudah berada di jalur yang tepat ^_^. Lebih detailnya bisa
dilihat dari grafik di bawah ini:
Kuadran Aktivitas
No comments:
Post a Comment