Alhamdulillah, saya dan suami sama-sama kuliah, hanya saja jurusan yang digeluti suami mengharuskan beliau memiliki kemampuan berbahasa Mandarin, sehingga, beliau harus ambil kuliah bahasa Mandarin terlebih dahulu. Thats good... masalahnya adalah... beasiswa bahasa hanya untuk enam bulan dan suami baru akan kuliah lagi semester berikutnya. Dengan kata lain, ada masa tenggang selama satu semester. Di satu sisi, ini baik, saya jadi bisa ambil banyak mata kuliah pada semester ini, karena suami bisa fokus menjada anak. Sehingga semester depan, saat suami juga sudah mulai kuliah saya cuku ambil 1-2 mata kuliah sembari menyiapkan diri untuk ujian kualifikasi. Naamuuun... di sisi lain, perekonomian keluarga jadi empot-empotan, hehehe. Bertahan dengan 1 income (beasiswa saya), bisa aja sih kalau hanya untuk sewa apartemen dan makan ala kadarnya. Namun untuk kebutuhan tak terduga lainnya? hiiks....
Ada banyak orang baik yang menawarkan kerja untuk suami, namun terkendala dengan working permit. Kami pun tidak mau ambil resiko, karena jika ketahuan bekerja tanpa working permit bisa di pulangkan. Bisa di urus... tapi minimal masa tinggal sudah 1 tahun. Sama saja yaaa... itu artinya semester depan :) Solusinya.... bukankan 9 dari 10 pintu rejeki melalui niaga?? Ya... akhirnya kami buka usaha katering kecil-kecil-an. Ahamdulillah.... orderan banyak masuk, namun kami justru jadi keteteran ^-^
How to do that? Teman-teman Ph.D saya bertanya-tanya, bagaimana cara saya membagi waktu? Belajar, riset, mengasuh anak dan kini... memasak. JUST DO IT, hahaha... yeah, just do it. Saya pun tidak tahu bagaimana caranya. Terkadang saya panik, dan merasa di kejar-kejar. Selesai kuliah langsung pulang -social life dengan teman-teman hanya di kelas-, masak untuk persiapan katering keesokan harinya (jadi suami tinggal manasin dan packing plus antar), kebetulan kuliah saya sampai sore, beberapa ada yang sampai malam. Lanjut quality time dengan anak, yang terkadang sering terabaikan karena "sibuk" ini-itu... Dini hari bangun lagi untuk belajar -the only time I have- dan biasnya habis subuh tidur lagi untuk kembali memulai rutinitas jam 7 pagi. I know this is bad... huhuhu
Rasanya... beruntung banget dijebloskan ke kelas IIP, saya serasa ditampar dan didorong untuk berbenah. Kita hanya punya hanya waktu 24 jam, presiden dan orang hebat lainnya juga HANYA punya waktu 24 jam. Mereka bisa melakukan banyak hal bermanfaat, kenapa kita tidak? #plak
Materi kali ini benar-benar membuat saya tersadar, masalahnya bukan pada berapa banyak waktu yang kita miliki, namun, seberapa handal kita memenejnya? hiks...
Bismillah... semoga dengan mengerjakan PR kali ini bisa menjadi milestone perbaikan diri saya dalam meng-handle segala sesuatunya ^_^
***
1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
3 aktivitas paling penting : beribadah, membersamai anak dan suami, belajar
3 aktivitas paling tidak penting : terlalu lama bersosmed, meladeni semua pertanyaan orang-orang, nge-game di HP
2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Paling banyak ya... masak >_<
3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
*noted*
4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
Berdasarkan NHW 2, jadwal rutin saya lebih kurang
03.00-04.00 : me time with my Dear Allah
04.00-05.00 : reading time (materi kuliah)
05.00-06.00 : subuh, hafalan (one day one ayah), baca quran dan almaksurat
06.00-08.00 : beberes rumah, masak, belanja ke pasar
08.00-08.30 : me time with Najmi
09.00-21.00 : Jadwal Dinamis, misalkan : kuliah (senin-rabu), persiapan katering (kamis-minggu), jalan2 keluarga
21.00-22.00 : family time
5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
*hao*
6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7)
*done*
7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
bismillah... hopefully ^_^
No comments:
Post a Comment